Makna dan prioritas qurban »nabawi noble

Allah Subhanahu wa ta’ala mengatakan dalam Surah al-Kautsar ayat 2:

Jadi gulunglah untuk Tuhanmu
“Kalau begitu berdoalah untuk Tuhanmu dan membantai dia.” (QS. Al-Kautsar: 2)

Ayat ini menunjukkan perintah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala agar hamba-Nya mendirikan shalat dan menyembelih hewan sebagai bentuk ibadah. Mengenai maksud dari ayat ini, Syaikh Abdullah Alu Bassaam menjelaskan bahwa sebagian ulama tafsir berpendapat, yang dimaksud dengan menyembelih hewan dalam ayat tersebut adalah pelaksanaan ibadah qurban setelah pelaksanaan shalat Idul Adha. Pendapat ini diriwayatkan dari tokoh-tokoh besar dalam dunia tafsir, seperti Qatadah, Atha’, dan Ikrimah, sebagaimana disebutkan dalam beberapa referensi fiqih seperti Taisirul ‘Allaam, Tawddhul Ahkaam Ahkaamdan Sahih Fiqih Sunnah.

Pengertian Qurban (Al-Udh-hiyah)

Dalam istilah fiqih, hewan yang disembelih sebagai bentuk ibadah pada hari-hari tertentu ini dikenal dengan sebutan Al-Udh-hiyah. Al-Udh-hiyah secara istilah adalah hewan ternak yang disembelih pada hari raya Idul Adha dan pada hari-hari Tasyriq (tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah) dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala karena keutamaan waktu tersebut. Hal ini dijelaskan dalam beberapa literatur fiqih seperti Al-Wajiz dan Sahih Fiqih Sunnah.

Preferensi

Ibadah Qurban memiliki prioritas besar di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. ‘Aisha Radhiyallahu’ Anha menceritakan bahwa Nabi Muhammad Sallallaahu ‘Alaihi Wa Sallam berkata:

“Tidak ada latihan oleh putra Adam pada hari Adha yang Tuhan cintai lebih dari pembantaian qurban.
(Jam Tirmidzi, Ibn Majah, dan al-Hakim; dinyatakan otentik dalam Tawddhul Ahkaam Ahkaam)

Para ulama juga menerangkan bahwa ibadah qurban pada hari Idul Adha lebih utama dibandingkan dengan sedekah yang senilai dengan harga hewan qurban, bahkan jika sedekah tersebut lebih banyak dari segi jumlah. Hal ini karena inti dari ibadah qurban adalah mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala melalui pelaksanaan syariat-Nya yang sangat agung. Selain itu, penyembelihan hewan qurban juga lebih menonjolkan syi’ar Islam serta lebih sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana dijelaskan dalam Sahih Fiqih Sunnah dan Syarh al-Mumti ‘.