Perjuangan “diam” selama lebih dari empat dekade, juru bahasa sinyal menerima pengakuan

Sering mendekorasi sudut televisi dari program berita dengan Mime wajah ekspresif, Tan, 64, menggambarkan hadiah itu sebagai pengakuan besar baginya dalam perjuangan “diam” untuk menyampaikan suara “tidak berbelit -belit”.

“Saya senang, tersentuh, ingin menangis juga … Saya sangat berterima kasih,” kata jujur ​​dari juru bahasa veteran itu ke Bernama setelah gelar federal, bintang dan medali federal bersama dengan ulang tahun resmi Yang Di-Pertuan Agong di Istana Nasional hari ini.

Meskipun penghargaan itu dirayakan dalam lingkungan yang penuh, untuk Tan, itu hadir dengan memori panjang dan hidup dalam karier yang tidak memiliki perhatian publik.

“Pengakuan ini tidak hanya untuk saya, tetapi juga simbol rasa hormat untuk setiap penerjemah yang bekerja dalam keheningan untuk kecenderungan yang lebih adil di Malaysia,” katanya.

Tan adalah salah satu dari 16 orang yang menerima bintang AMN pada upacara tersebut, antara lain, menghadiri Jaksa Agung -Tan Sri Mohd Dusuki Mokhtar dan Kepala Angkatan Darat Jen Tan Sri Mohd Nizam Jaffar diberi komandan pascasarjana -in -dalam -Cokoh (PMN) dengan judul Tan Sri.

Perjalanan Tan sebagai penerjemah sinyal dimulai bukan karena ambisinya, tetapi karena cinta dan empati orang terdekat di hatinya, adik laki -lakinya dengan masalah pendengaran.

“Saya memiliki saudara tuli … Saya belajar bahasa isyarat karena saudara perempuan saya. Kemudian saya mulai bekerja sebagai guru untuk tuli.

“Saya telah menjadi guru selama 17 tahun. Ketika saya adalah seorang guru, saya juga menjabat sebagai penerjemah di Pengadilan Federal Malaysia,” katanya, yang juga merupakan penerjemah sinyal pengadilan pertama di Malaysia pada tahun 1994.

Kontribusi Segamat, Johor di dunia siaran dimulai lebih awal dari banyak, sekitar tahun 1985 ketika muncul di televisi melalui acara itu Selamat pagi Malaysia.

Selain itu, tindakan wajah dan bahasa isyaratnya adalah salah satu visual paling penting dalam RTM dan dalam video komunikasi resmi, iklan dan berbagai media penyiaran yang memainkan peran penting dalam mengganggu informasi ke spesial.

Selain RTM, Tan juga menyumbangkan layanannya kepada perusahaan perusahaan dengan pekerja cacat untuk informasi, pertemuan, dan briefing.

Sementara itu, Wakil Kepala Polisi Tan Sri Ayob Khan Mydin Pitchay, yang dianugerahkan kepada Komandan Mahkota -in -Chief (PSM), kata Tan Sri mengatakan penghargaan itu merupakan pengakuan besar bagi dirinya sendiri serta suatu kehormatan bagi polisi Royal Malaysia (PDRM).

“Saya berterima kasih kepada Yang Mulia atas rahmat ini, saya akan terus melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan kepada saya dengan komitmen, untuk memastikan keselamatan negara dipertahankan,” katanya.

Dia juga meminta semua penegakan hukum multi -tingkat untuk menghargai peringatan Sultan Ibrahim yang ingin semua penegak hukum melaksanakan tugas mereka dengan kepercayaan dan intregritas.

Berangkat pada upacara itu adalah Yang Di-Pertuan Agong dan Ratu Raja Zarith Sofiah.

Juga hadir adalah Perdana Menteri Datuk Seri Dr Wan Azizah Wan Ismail, Dewan Perwakilan Rakyat Tan Sri Johari Abdul, Dewan Perwakilan Rakyat Datuk Awang Bemee Awang Ali Wet, Menteri Komunikasi Datuk Fahmi Fadzil dan Kabinet.

BACA: Cuaca panas: 6 area berada pada tingkat pencegahan

Sumber: BERNAMA